‘‘Bu Kulah,
Khanduri Meunasah dan Dakwah’’
*Potret Masyarakat Aceh |
Setiap tahunnya terus dilaksanakan dan menjadi social media masyarakat untuk mempererat tali silaturrahmi antar penduduk dengan saling mengundang antar gampong yang bertetangga.
Tradisi
Maulid Nabi sendiri diperkirakan pertama kali diperkenalkan di Irak pada masa pemerintahan
Sultan Salahuddin Al-Ayyubi(1138-1193 M). Tujuannya yaitu untuk membangkitkan
kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, serta membangkitkan semangat juang kaum
muslimin pada saat itu, yang sedang terlibat dalam Perang Salib melawan pasukan
Kristen Eropa dalam upaya memperebutkan kota Yerussalem dan sekitarnya. (Source:
http://id.wikipedia.org).
Ada hal
menarik dari perayaan ini, dimana masyarakat Aceh bukan hanya merayakannya setiap
tanggal 12 tersebut saja tetapi terus berlangsung selama Lhee Beuleun Siploh Uroe (tiga bulan sepuluh hari). Ini menandakan masih
kentalnya nilai-nilai Islam dan budaya dalam kehidupan masyarakat khususnya di gampong
atau desa-desa. Adat ‘Jak Bak Moeloed’ atau menghadiri undangan maulid seakan menjadi
wajib dipenuhi agar pihak yang mengundang merasa semakin dekat tali syedara
antar mereka.
Acara
khanduri moeloed berlangsung dari pagi sampai sore, puncaknya ada yang siang
hari, ada juga ketika sore hari, tergantung daerah masing-masing dan
dilanjutkan dengan dakwah atau ceramah agama yang biasanya diadakan di Mesjid
atau Meunasah-Meunasah yang diisi oleh teungku-teungku dayah dari
pesantren-pesantren yang tersebar di seantero Aceh. Substansi yang disampaikanpun
seputar kelahiran Nabi, kisah hidup beliau, ajaran-ajarannya, pesan moral dari
setiap perkataan, sikap dan perbuatan beliau serta diiringi Shalawat dan Salam yang
terus disanjungkan kepada Rasulullah junjungan alam.
Sebagai generasi
muda muslim, sudah seyogyanya kita ikut menjaga dan melestarikan nilai-nilai agama
dan budaya ini yang sudah mengakar di masyarakat khususnya Aceh hingga saat ini
dan tersimpan nilai-nilai yang positif didalamnya, dimana sesama warga
masyarakat saling bersilaturrahmi, mempererat tali persaudaraan, pemuda-pemuda
gampong saling bergotong royong, bekerjasama mempersiapkan acara moeloed, mulai
hidangan khanduri sampai acara dakwah pada malam harinya. serta yang paling
penting adalah mengingat kembali dan memperingati hari lahirnya Rasulullah
Muhammad SAW serta terus memahami dan mengikuti ajaran-ajaran beliau.
Eid Milaad Saeed
Yaa Muhammad, Yaa Nabi Salaam Alaika, Yaa Rasul Salaam Alaika . . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar