Apa Kata Mereka Tentang Sosok Muhammad S.A.W?
ENCYCLOPEDIA BRITANNICA
“Sejumlah besar sumber awal menunjukkan bahwa dia adalah seseorang
yang jujur dan berbudi baik yang dihormati dan ditaati orang-orang yang
sepertinya (jujur dan berbudi baik) (Vol. 12)”
MAHATMA GANDHI (Komentar mengenai karakter Muhammad di YOUNG INDIA):
“Pernah saya bertanya-tanya siapakah tokoh yang paling mempengaruhi
manusia… Saya lebih dari yakin bahwa bukan pedanglah yang memberikan
kebesaran pada Islam pada masanya. Tapi ia datang dari kesederhanaan,
kebersahajaan, kehati-hatian Muhammad;
serta pengabdian luar biasa
kepada teman dan pengikutnya, tekadnya, keberaniannya, serta
keyakinannya pada Tuhan dan tugasnya. Semua ini (dan bukan pedang )
menyingkirkan segala halangan. Ketika saya menutup halaman terakhir
volume 2 (biografi Muhammad), saya sedih karena tiada lagi cerita yang
tersisa dari
hidupnya yang agung.”
Sir George Bernard Shaw (The Genuine Islam,’ Vol. 1, No. 8, 1936.)
“Jika ada agama yang berpeluang menguasai Inggris – bahkan Eropa –
beberapa ratus tahun dari sekarang, Islam-lah agama tersebut.”
” Saya senantiasa menghormati agama Muhammad karena potensi yang
dimilikinya. Ini adalah satu-satunya agama yang bagi saya memiliki
kemampuan menyatukan dan merubah peradaban. Saya sudah mempelajari Muhammad – sesosok pribadi
agung yang jauh dari kesan seorang anti-kristus, dia harus dipanggil
‘sang penyelamat kemanusiaan’.”
“Saya yakin, apabila orang semacam Muhammad memegang kekuasaan
tunggal di dunia modern ini, dia akan berhasil mengatasi segala
permasalahan sedemikian hingga membawa kedamaian dan kebahagiaan yang
dibutuhkan dunia: Ramalanku, keyakinan yang dibawanya akan diterima
Eropa di masa datang dan memang ia telah mulai diterima Eropa saat ini”
“Dia adalah manusia teragung yang pernah menginjakkan kakinya di bumi
ini. Dia membawa sebuah agama, mendirikan sebuah bangsa, meletakkan
dasar-dasar moral, memulai sekian banyak gerakan pembaruan sosial dan
politik, mendirikan sebuah masyarakat yang kuat dan dinamis untuk
melaksanakan dan mewakili seluruh
ajarannya, dan ia juga telah merevolusi pikiran serta perilaku manusia untuk seluruh masa yang akan datang.
Dia adalah Muhammad (SAW). Dia lahir di Arab tahun 570 masehi,
memulai misi mengajarkan agama kebenaran, Islam (penyerahan diri pada
Tuhan) pada usia 40 dan
meninggalkan dunia ini pada usia 63.
Sepanjang masa kenabiannya yang pendek (23 tahun) dia telah merubah
Jazirah Arab dari paganisme dan pemuja makhluk menjadi para pemuja Tuhan
yang Esa, dari
peperangan dan perpecahan antar suku menjadi bangsa yang bersatu, dari
kaum pemabuk dan pengacau menjadi kaum pemikir dan penyabar, dari kaum
tak berhukum dan anarkis menjadi kaum yang teratur, dari kebobrokan ke
keagungan moral. Sejarah manusia tidak pernah mengenal tranformasi
sebuah masyarakat atau tempat sedahsyat
ini – dan bayangkan ini terjadi dalam kurun waktu hanya sedikit di atas DUA DEKADE.”
MICHAEL H. HART (THE 100: A RANKING OF THE MOST INFLUENTIAL PERSONS IN HISTORY, New York, 1978)
Pilihan saya untuk menempatkan Muhammad pada urutan teratas mungkin
mengejutkan semua pihak, tapi dialah satu-satunya orang yang sukses baik
dalam tataran sekular maupun agama. (hal. 33).
Lamar tine, seorang
sejarawan terkemuka menyatakan bahwa:
“Jika keagungan sebuah tujuan, kecilnya fasilitas yang diberikan untuk
mencapai tujuan tersebut, serta menakjubkannya hasil yang dicapai
menjadi tolok ukur kejeniusan seorang manusia; siapakah yang berani
membandingkan tokoh hebat manapun dalam sejarah modern dengan Muhammad?
Tokoh-tokoh itu membangun pasukan, hukum dan kerajaan saja. Mereka
hanyalah menciptakan kekuatan-kekuatan material yang hancur bahkan di
depan mata mereka sendiri.
Muhammad bergerak tidak hanya dengan tentara, hukum, kerajaan, rakyat
dan dinasti, tapi jutaan manusia di dua per tiga wilayah dunia saat itu;
lebih dari itu, ia telah merubah altar-altar pemujaan, sesembahan,
agama, pikiran, kepercayaan serta jiwa… Kesabarannya dalam kemenangan
dan ambisinya yang dipersembahkan untuk satu tujuan tanpa sama sekali
berhasrat membangun kekuasaan, sembahyang-sembahyangnya,dialognya dengan Tuhan, kematiannnya dan kemenangan-kemenangan (umatnya)
setelah kematiannya; semuanya membawa keyakinan umatnya hingga ia
memiliki kekuatan untuk mengembalikan sebuah dogma. Dogma yang
mengajarkan ketunggalan dan kegaiban (immateriality) Tuhan yang
mengajarkan siapa sesungguhnya Tuhan. Dia singkirkan tuhan palsu dengan
kekuatan dan mengenalkan tuhan yang sesungguhnya dengan kebijakan.
Seorang filsuf yang juga seorang orator, apostle (hawariyyun, 12 orang
pengikut Yesus-pen.), prajurit, ahli hukum, penakluk ide, pegembali
dogma-dogma rasional dari sebuah ajaran tanpa pengidolaan, pendiri 20
kerajaan di bumi dan satu kerajaan spiritual, ialah Muhammad. Dari semua
standar bagaimana kehebatan seorang manusia diukur, mungkin kita patut
bertanya: adakah orang yang lebih agung dari dia?”
(Lamar tine, HISTOIRE DE LA TURQUIE, Paris, 1854, Vol. II, pp 276-277)
“Dunia telah menyaksikan banyak pribadi-pribadi agung. Namun, dari
orang orang tersebut adalah orang yang sukses pada satu atau dua bidang
saja misalnya agama atau militer. Hidup dan ajaran orang-orang ini
seringkali terselimuti kabut waktu dan zaman. Begitu banyak spekulasi
tentang waktu dan tempat lahir mereka, cara dan gaya hidup mereka, sifat
dan detail ajaran mereka, serta tingkat dan ukuran kesuksesan mereka
sehingga sulit bagi manusia untuk merekonstruksi ajaran dan hidup
tokoh-tokoh ini.
Tidak demikian dengan orang ini. Muhammad (SAW) telah begitu tinggi
menggapai dalam berbagai bidang pikir dan perilaku manusia dalam sebuah
episode cemerlang sejarah manusia. Setiap detil dari kehidupan pribadi
dan ucapan-ucapannya telah secara akurat
didokumentasikan dan dijaga dengan teliti sampai saat ini. Keaslian
ajarannya begitu terjaga, tidak saja oleh karena penelusuran yang
dilakukan para pengikut setianya tapi juga oleh para penentangnya.
Muhammad adalah seorang agamawan, reformis sosial, teladan moral,
administrator massa, sahabat setia, teman yang menyenangkan, suami yang
penuh kasih dan
seorang ayah yang penyayang – semua menjadi satu. Tiada lagi manusia
dalam sejarah melebihi atau bahkan menyamainya dalam setiap aspek
kehidupan tersebut -
hanya dengan kepribadian seperti dia-lah keagungan seperti ini dapat diraih.”
K. S. RAMAKRISHNA RAO, Professor Philosophy dalam bookletnya, “Muhammad, The Prophet of Islam”
Kepribadian Muhammad, hhmm sangat sulit untuk menggambarkannya dengan
tepat. Saya pun hanya bisa menangkap sekilas saja: betapa ia adalah
lukisan yang indah. Anda bisa lihat Muhammad sang Nabi, Muhammad sang
pejuang, Muhammad sang pengusaha, Muhammad sang negarawan, Muhammad sang
orator ulung, Muhammad sang pembaharu, Muhammad sang pelindung anak
yatim-piatu, Muhammad sang pelindung hamba sahaya, Muhammad sang pembela
hak wanita, Muhammad sang hakim, Muhamad sang pemuka agama. Dalam
setiap perannya tadi, ia adalah seorang pahlawan.
Saat ini, 14 abad kemudian, kehidupan dan ajaran Muhammad tetap
selamat, tiada yang hilang atau berubah sedikit pun. Ajaran yang
menawarkan secercah harapan abadi tentang obat atas segala penyakit
kemanusiaan yang ada dan telah ada sejak masa hidupnya. Ini bukanlah
klaim seorang pengikutnya tapi juga sebuah simpulan tak terelakkan dari
sebuah analisis sejarah yang kritis dan tidak bias.
(SNOUCK) HURGRONJE:
Liga bangsa-bangsa yang didirikan Nabi umat Islam telah meletakkan
dasar-dasar persatuan internasional dan persaudaraan manusia di atas
pondasi yang universal yang menerangi bagi bangsa lain. Buktinya, sampai
saat ini tiada satu bangsa pun di dunia yang mampu menyamai Islam dalam
capaiannya mewujudkan ide persatuan bangsa-bangsa.
Dunia telah banyak mengenal konsep ketuhanan, telah banyak individu
yang hidup dan misinya lenyap menjadi legenda. Sejarah menunjukkan tiada
satu pun legenda ini yang menyamai bahkan sebagian dari apa yang
Muhammad capai. Seluruh jiwa raganya ia curahkan untuk satu tujuan:
menyatukan manusia dalam pengabdian kepada Tuhan dalam aturan-aturan
ketinggian moral.
Muhammad atau pengikutnya tidak pernah dalam sejarah menyatakan bahwa ia
adalah putra Tuhan atau reinkarnasi Tuhan atau seorang jelmaan Tuhan –
dia selalu sejak dahulu sampai saat ini menganggap dirinya dan dianggap
oleh pengikutnya hanyalah sebagai seorang pesuruh yang dipilih Tuhan.
THOMAS CARLYLE in his HEROES AND HEROWORSHIP
“(Betapa menakjubkan) seorang manusia sendirian dapat mengubah
suku-suku yang saling berperang dan kaum nomaden (Baduy) menjadi sebuah
bangsa yang paling maju
dan paling berperadaban hanya dalam waktu kurang dari dua decade.”
“Kebohongan yang dipropagandakan kaum Barat yang diselimutkan kepada
orang ini (Muhammad) hanyalah mempermalukan diri kita sendiri.”
“Sesosok jiwa besar yang tenang, seorang yang mau tidak mau harus
dijunjung tinggi. Dia diciptakan untuk menerangi dunia, begitulah
perintah Sang Pencipta Dunia.”
EDWARD GIBBON and SIMON OCKLEY speaking on the profession of ISLAM write:
” ‘Saya percaya bahwa Tuhan adalah tunggal dan Muhammad adalah
pesuruh-Nya’ adalah pengakuan kebenaran Islam yang simpel dan seragam.
Tuhan tidak pernah dihinakan dengan pujaan-pujaan kemakhlukan;
penghormatan terhadap Sang Nabi tidak pernah berubah menjadi
pengkultusan berlebihan; dan prinsip-prinsip hidupnya telah memberinya
penghormatan dari pengikutnya dalam batas-batas akal dan agama (HISTORY
OF THE SARACEN EMPIRES, London, 1870, p. 54).
Muhammad tidak lebih dari seorang manusia biasa. Tapi ia adalah
manusia dengan tugas mulia untuk menyatukan manusia dalam pengabdian
terhadap satu dan hanya satu
Tuhan serta untuk mengajarkan hidup yang jujur dan lurus sesuai perintah
Tuhan. Dia selalu menggambarkan dirinya sebagai ‘hamba dan pesuruh
Tuhan’ dan demikianlah juga setiap tindakannya.
SAROJINI NAIDU, penyair terkenal India (S. Naidu, IDEALS OF ISLAM, vide Speeches & Writings, Madras, 1918, p. 169):
Inilah agama pertama yang mengajarkan dan mempraktekkan demokrasi; di
setiap masjid, ketika adzan dikumandangkan dan jemaah telah berkumpul,
demokrasi dalam Islam terwujud lima kali sehari ketika seorang hamba dan
seorang raja berlutut berdampingan dan mengakui: ‘Allah Maha Besar’…
Saya terpukau lagi dan lagi oleh kebersamaan Islam yang secara naluriah
membuat manusia menjadi bersaudara.
DIWAN CHAND SHARMA:
“Muhammad adalah sosok penuh kebaikan, pengaruhnya dirasakkan dan tak pernah dilupakan orang-orang terdekatnya.
(D.C. Sharma, THE PROPHETS OF THE EAST, Calcutta, 1935, pp. 12)
James A. Michener, “Islam: The Misunderstood Religion,” in READER’S DIGEST (American edition), May 1955, pp. 68-70.
Muhammad, seorang inspirator yang mendirikan Islam, dilahirkan pada
tahun 570 masehi dalam masyarakat Arab penyembah berhala. Yatim semenjak
kecil dia secara khusus memberikan perhatian kepada fakir miskin, yatim
piatu dan janda, serta hamba sahaya dan kaum lemah. Di usia 20 tahun,
dia sudah menjadi seorang pengusaha yang sukses, dan menjadi pengelola
bisnis seorang janda kaya. Ketika mencapai usia 25, sang majikan
melamarnya.Meski usia perempuan tersebut 15 tahun lebih tua Muhammad
menikahinya dan tetap setia kepadanya sepanjang hayat sang istri.
“Seperti halnya para nabi lain, Muhammad memulai tugas kenabiannya
dengan sembunyi2 dan ragu2 karena menyadari kelemahannya. Tapi “Baca”
adalah perintah yang diperolehnya, -dan meskipun sampai saat ini
diyakini bahwa Muhammad tidak bisa membaca dan menulis – dan keluarlah
dari mulutnya satu kalimat yang akan segera mengubah dunia: “Tiada tuhan
selain Tuhan.”
“Dalam setiap hal, Muhammad adalah seorang yang mengedepankan akal.
Ketika putranya, Ibrahim, meninggal disertai gerhana dan menimbulkan
anggapan ummatnya bahwa hal tersebut adalah wujud rasa belasungkawa
Tuhan kepadanya, Muhammad berkata: “Gerhana adalah sebuah kejadian alam
biasa, adalah suatu kebodohan mengkaitkannya dengan kematian atau
kelahiran seorang manusia.”
“Sesaat setelah ia meninggal, sebagian pengikutnya hendak memujanya
sebagaimana Tuhan dipuja, akan tetapi penerus kepemimpinannya (Abu
Bakar-pen.) menepis keingingan ummatnya itu dengan salah satu pidato
relijius terindah sepanjang masa: ‘Jika ada diatara kalian yang
menyembah Muhammad, maka ketahuilah bahwa ia telah meninggal. Tapi jika
Tuhanlah yang hendak kalian sembah, ketahuilah bahwa Ia hidup
selamanya”.
(Ayat terkait: Q.S. Al Imran, 144 – pen.)
W. Montgomery Watt, MOHAMMAD AT MECCA, Oxford, 1953, p. 52.
“Kesiapannya menempuh tantangan atas keyakinannya, ketinggian moral para
pengikutnya, serta pencapaiannya yang luar biasa – semuanya menunjukkan
integritasnya. Mengira Muhammad sebagai seorang penipu hanyalah
memberikan
masalah dan bukan jawaban. Lebih dari itu, tiada figur hebat yang digambarkan begitu buruk di Barat selain Muhammad”
Annie Besant, THE LIFE AND TEACHINGS OF MUHAMMAD, Madras, 1932, p.4.
“Sangat mustahil bagi seseorang yang memperlajari karakter Nabi Bangsa
Arab, yang mengetahui bagaimana ajarannya dan bagaimana hidupnya untuk
merasakan selain hormat terhadap beliau, salah satu utusan-Nya. Dan
meskipun dalam semua yang saya gambarkan banyak hal-hal yang terasa
biasa, namun setiap kali saya membaca ulang kisah-kisahnya, setiap kali
pula saya mersakan kekaguman dan penghormatan kepada sang Guru Bangsa
Arab tersebut.”
Bosworth Smith, MOHAMMAD AND MOHAMMADANISM, London, 1874, p. 92.
“Dia adalah perpaduan Caesar dan Paus; tapi dia adalah sang Paus tanpa
pretensinya dan seorang caesar tanpa Legionnaire-nya: tanpa tentara,
tanpa pengawal, tanpa istana, tanpa pengahasilan tetap; jika ada seorang
manusia yang pantas untuk berkata bahwa dia-lah wakil Tuhan penguasa
dunia, Muhammad lah orang itu, karena dia memiliki kekuatan meski ia tak
memiliki segala instrument atau penyokongnya.”
John William Draper, M.D., L.L.D., A History of the Intellectual Development of Europe, London 1875, Vol.1, pp.329-330
“Empat tahun setelah kematian Justinian, pada 569 AD, telah lahir di
Mekkah Arabia seorang manusia yang sangat besar pengaruhnya terhadap
ummat manusia . Muhammad”
John Austin, “Muhammad the Prophet of Allah,” in T.P. ‘s and Cassel’s Weekly for 24th September 1927.
Dalam kurun waktu hanya sedikit lebih dari satu tahun, ia telah menjadi
pemimpin di Madinah. Kedua tangannya memegang sebuah tuas yang siap
mengguncang dunia.
Professor Jules Masserman
“Pasteur dan Salk adalah pemimpin dalam satu hal
(intelektualitas-pen).Gandhi dan Konfusius pada hal lain serta
Alexander, Caesar dan Hitler mungkin pemimpin pada kategori kedua dan
ketiga (reliji dan militer pen.). Jesus dan Buddha mungkin hanya pada
kategori kedua. Mungkin pemimpin terbesar sepanjang masa adalah
Muhammad, yang sukses pada ketiga kategori tersebut. Dalam skala yang
lebih kecil Musa melakukan hal yang sama.”
Source : http://fisan.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar