Label

Minggu, 04 April 2010

Membahas tentang Perekonomian Aceh pada Dialog Ilmiah di Fakultas Ekonomi Unsyiah

Listrik Dan Keamanan Hambat Investasi Di Aceh
Ditulis oleh Siswoyo
Kamis, 01 April 2010 08:58

BANDA ACEH (Waspada): Kurangnya pasokan energi listrik dan citra keamanan belum kondusif dua hal yang menjadi 'biang keladi' minimnya nilai investasi di Provinsi Aceh, kata peneliti muda pada Bank Indonesia (BI) Banda Aceh, Eko Hermansyah di Fakultas Ekonomi Unsyiah, Banda Aceh, Rabu (31/3).

Penegasan Eko Hermansyah itu bukan tanpa dasar. Sebelumnya, Bank Dunia pada 2009 juga merilis hasil penelitian kenapa kalangan investor luar enggan menanamkan modalnya ke daerah Serambi Mekkah ini, tak lain lantaran masalah listrik dan situasi keamanan.


Hadir pada dialog ilmiah membahas perekonomian Aceh di Fakultas Ekonomi Unsyiah antara lain, Wagub Aceh, Muhammad Nazar, Wakil Ketua DPR Amer Helmi Aceh dan Dekan Fekon Unsyiah Profesor Dr Raja Masbar, MSc.

Menurut Eko, pemerintah perlu menetapkan prioritas utama pada investasi kelistrikan karena sektor usaha tidak akan berkembang bila tidak didukung infrastuktur listrik. Karena itu pemerintah perlu segera melakukan perbaikan krisis energi listrik supaya minat investor untuk menginvestasi di Aceh dapat terwujud.

Selain pembenahan krisis energi, kata dia, pemerintah Aceh perlu pengembangan sektor ekonomi dengan mengarahkan pada sektor pertanian, dengan teknologi tepat guna serta perlu peningkatan sumber daya manusia dan bantuan pembiayaan melalui skim kredit baru. "Jika itu diterapkan perekonomian Aceh bisa meningkat," jelasnya.

Sementara Wagub Aceh mengatakan, saat ini pemerintah Aceh sedang berupaya menyelesaikan persoalan krisis energi listrik, dalam waktu dekat pembangkit yang sedang dikerjakan akan selesai, setelah pembangkit listrik yang ada di Nagan Raya usai, maka krisis energi dapat teratasi.

Sedangkan persoalan keamanan, setelah MoU antara RI dan GAM, lanjut Wagub, Aceh mulai berbenah diri dengan memperbaiki perekonomian masyarakat. Terkait keamanan adanya aktifitas teroris di Aceh telah ditangani pihak kepolisian dan status saat ini telah kondusif tidak ada pengaruh apapun dengan aktifitas masyarakat.

Sementara pengamat ekonomi yang juga Dekan fakultas ekonomi Unsyiah Profesor Raja Masbar, menyebutkan krisis energi masalah utama terhambatnya investasi di Aceh. Perlu langkah segera yang harus dilakukan pemerintah untuk menyelesaikan masalah itu. "Jika ada investasi maka lapangan kerja akan terbuka dan pengangguran akan bisa dikurangi," ujarnya.(gto/b02)

Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini